https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

2023 – Yayasan Pondok Pesantren Miftachussunnah
Jokowi-KH Ma’ruf Amin jadi Pembina Pimpinan Pusat Pagar Nusa Masa Khidmah 2023-2028

Jokowi-KH Ma’ruf Amin jadi Pembina Pimpinan Pusat Pagar Nusa Masa Khidmah 2023-2028

Jakarta – Pada Peringatan Hari Santri 2023, Jajaran Pengurus Pimpinan Pusat (PP) Pagar Nusa masa khidmah 2023-2028 telah resmi dikukuhkan oleh Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf. Prosesi pengukuhan ini berlangsung di Lapangan Akademi Militer Angkatan Laut Jala Krida Mandala, Bumi Moro, Surabaya, Jawa Timur, pada hari Minggu (22/10).
Pimpinan Pusat Pagar Nusa 2023-2028 telah disahkan oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) melalui Surat Keputusan Nomor 246/PB.01/A.II.01.37/99/10/2023.

Selama prosesi pengukuhan, Surat Keputusan tersebut dibacakan oleh Sekretaris Jenderal PBNU, H. Saifullah Yusuf. Mengutip laman NU Online, Selasa (24/10/2023) berikut adalah susunan Pengurus PP Pagar Nusa masa khidmah 2023-2028:

Susunan PP Pagar Nusa 2023-2028
Dewan Pelindung
KH Miftachul Akhyar
KH Yahya Cholil Staquf

Dewan Pembina

Ir H Joko Widodo
Prof Dr KH Ma’ruf Amin
Dr (HC) KH Ahmad Mustofa Bisri
KH Muhammad Anwar Manshur
KH Nurul Huda Djazuli
Prof Dr KH Said Aqil Siroj, MA
KH Abdulloh Kafabihi Mahrus
Habib Luthfi bin Yahya
KH Cholil As’ad Syamsul Arifin
KH Chalwani Nawawi
KH Anwar Iskandar
KH Akhmad Said Asrori
KH As’ad Said Ali
KH An’im Falahuddin Mahrus
KH Aizuddin Abdurrahman, SH
KH Musthofa Aqil
KH Abdul Hakim Mahfudz
KH Irfan Yusuf Hasyim
KH Rizal Yusuf Hasyim
KH Ahmad Bahauddin Nursalim
TGH Turmudzi Badruddin
Drs H Saifullah Yusuf
Sayyid Hilal Al Aidid
KH Zulfa Mustofa
H Umarsyah HS
Habib Muhammad Al Hamid
Habib Musthofa Alaydrus
KH Fuad Anwar
KH Suwadi Damartyas Pranoto
KH Mimih Haeruman
H M Hasanuddin Wahid
KH Muhammad Muhtadi
Jenderal Polisi (Purn) Prof Dr Budi Gunawan
Letjen TNI (Purn) H Prabowo Subianto
Marsekal TNI (Purn) Dr (HC) Hadi Tjahjanto
Jenderal Polisi Drs Listyo Sigit Prabowo, MSi
Laksamana TNI Yudo Margono, SE., MM., CSFA
Jenderal Polisi (Purn) Prof Drs H Muhammad Tito Karnavian BA., MA., PhD
Dr (HC) H Yaqut Cholil Qoumas
H Eddy Marzuki Nalapraya
Dr H Dany Amrul Ichdan, SE., MM
Dr Ahmad Basarah, SH., MH
H Yusroni, SH
Muhammad Riza Yusuf Hasyim

Dewan Khos
KH Badrul Huda Zainal Abidin
KH Muhtadi Dimyathi
KH Drs Choedry Irawan AF
KH Abdul Ghofur
KH Husein Ilyas
Tengku Bagindo Letter
TGK Nuruzzahri
KH Ratu Bagus Syah Syar’i Mertakusuma
KH Muzakki Syah
KH Abdul Hannan Ma’shum
KH Sadid Jauhari
KH Tajul Mafakhir
KH Muhyidin Thohir
KH Muhammad Ali Cholil
KH M Haidar Affandi
KH Munfasir
KH Syarif Rahmat
KH Muntaha Syafaat
Ny Hj Diana Susilowati
KH Moch Lamro
KH Sholahuddin Al Ayubi
KH Achmad Labib Asrori
KH Ali Pono
KH Elang Mangkubumi
Majelis Pendekar
KH Ubaidillah Ruhiyat
KH Abdul Lathief
KH Zainal Suwari
KH Nadziri
KH Ahmad Rofiuddin Munfasir
KH Sholehuddin
KH Nur Khamid
KH Rosikh Roghibi
KH R Otong As Syarief
K Jayusman
KH Ali Mustafidz Hadi
KH Akhmad Fadlun Sy
Kiai Agus Maulana
Mohamad Nasir
K Ubaidillah Suwito

Pengurus Harian
Ketua Umum: Muchamad Nabil Haroen
Wakil Ketua Umum: Edy Junaedi
Wakil Ketua Umum: Muchtaruddin
Wakil Ketua Umum: Sholahul Aam Notobuwono
Wakil Ketua Umum: Letjen TNI (Purn) Ganip Warsito
Wakil Ketua Umum: Andre Rizqon Maulana
Wakil Ketua Umum: Ahmad Sudrajat
Wakil Ketua Umum: Athoillah Habib
Wakil Ketua Umum: Miftakul Aziz
Wakil Ketua Umum: Mohd Indrawan Husairi
Ketua: Muhammad Nashrul Fani
Ketua: Yakob Muhammad
Ketua: Muadz Amsyari
Ketua: H Tubagus Haerul Jaman, BSc., SE
Ketua: Sastro Adi Wiyono
Ketua: Nagian Imawan
Ketua: Malik
Ketua: Muamarullah
Ketua: Anjani Amitya Kirana
Ketua: Edi Witjara
Ketua: Muhammad Mabrur
Ketua: Prof Dr H Dadang Hartanto
Ketua: Nashrulloh Affandi
Ketua: Prof Setiyo Gunawan, PhD
Ketua: Yusuf Effendi
Ketua: Yusuf Dullahi
Ketua: H M Giri Ramanda N Kiemas, SE., MM
Ketua: Mohamad Sofwan
Ketua: Hasbi Jayabaya
Ketua: Dindin Solakhuddin
Sekretaris Umum: Munawir Aziz
Sekretaris: Ahmad Saifuddin Zuhri
Sekretaris: Ahmad Athoillah
Sekretaris: Iden Robert Ulum
Sekretaris: H Didik Suyuthi
Sekretaris: Yulistianto
Sekretaris: Najih Fikriyah
Sekretaris: Abdullah Imam
Sekretaris: Ki Ardhi Purboantono
Sekretaris: Ary Agus Maftuhin
Sekretaris: Titin Wahyuningsih
Sekretaris: Slamet Ariyadi
Sekretaris: Hasani bin Zuber
Sekretaris: Yudhi Triawan
Sekretaris: Radityo Ariadi Nugroho
Sekretaris: Uus Supriyadi
Sekretaris: Dr Abdulloh Hamid
Sekretaris: Suryananda
Sekretaris: Noer Syamsi Zakaria
Sekretaris: Hary Sasmito
Sekretaris: Moh An’am Nazily
Sekretaris: Muhammad Rafiudin
Sekretaris: Muhammad Syueb, SAg
Sekretaris: Agus Bahauddin
Sekretaris: Lalu Murakip Utsman
Sekretaris: Sihab Al Ma’ie
Sekretaris: Ahmad Farikul Badi’
Sekretaris: Hartawan Candra Malik
Sekretaris: Ahmad Fadillah
Bendahara Umum: Moh Rogib
Bendahara: Sumardi
Bendahara: Indrajaya
Bendahara: Taufan Wibisono
Bendahara: Dinny Farwita
Bendahara: Muh Sirojuddin
Bendahara: Zulfikar Limolang
Bendahara: Abdul Rohim Musanip
Bendahara: Muhammad Fairuzabady El Naguib
Bendahara: Fakih Nur Sofyan
Bendahara: H Mochamad Sholeh, ST
Bendahara: Husni Mubarok Nurjamil
Bendahara: Yudi Sufredi
Bendahara: Hadiqun Nuha
Bendahara: Tubagus Udrasengsana
Bendahara: Asep Satriana, SPd
Bendahara: Alfiyan Toni, MSi
Bendahara: Dicky Tjahyono Budi Prasetyo
Bendahara: Dr Syafitri Irwan
Bendahara: Endang Marhumah Sari
Bendahara: Hafidz Ismail
sbr.dtk

Pesan Jokowi Apel Hari Santri 2023 : Santri Pilar Kekuatan Bangsa

Pesan Jokowi Apel Hari Santri 2023 : Santri Pilar Kekuatan Bangsa

Surabaya – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi pembina apel Hari Santri 2023. Ia menyampaikan kiprah para santri untuk bangsa.
Apel Hari Santri 2023 berlangsung di Tugu Pahlawan, Surabaya, Minggu (22/10/2023). Ribuan santri dan santriwati membanjiri lapangan Tugu Pahlawan dengan pakaian serba putih.

Para santri mengenakan peci hitam, kemeja putih serta sarung dengan aneka corak dan warna. Sementara santriwati mengenakan kemeja dan kerudung putih.

“Semangat Hari Santri ini harus terus kita bantu sesuai konteks saat ini,” kata Jokowi.

“Santri pilar kekuatan bangsa, pondasi kekokohan bangsa, sudah terbukti sejak zaman perjuangan,” lanjutnya.

Presiden Jokowi menuturkan, setidaknya ada 36 ribu pesantren di Indonesia. Hal ini menjadi sebuah kekuatan besar.

Kemudian, Jokowi turut mengenang awal adanya tercetusnya Hari Santri. Ini bermula dari kunjungannya ke salah satu pesantren di Malang, Jawa Timur sebelum menjadi kepala negara.

“Saat itu saya belum menjadi presiden. Setelah terpilih jadi presiden, permohonan yang saya ingat dari pesantren di Malang, kita kaji dan lanjuti,” ungkapnya.

Pada acara apel Hari Santri 2023 itu, Jokowi turut membaur dengan santri seraya melontarkan pertanyaan lucu yang justru ditimpali jawaban renyah dan tak kalah lucu oleh para santri.

“Jauh di mata dekat di hati,” kata Jokowi melontarkan pertanyaan.

“Empedu pak!” jawab salah satu santri, hal itu lantas mengundang tawa peserta upacara dan masyarakat yang hadir.

Turut hadir Rais Aam PBNU KH Miftachul Achyar, Ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, beserta jajaran PBNU.

Ada juga Ketua DPR RI Puan Maharani, Menhan Prabowo Subianto, Mensesneg Pratikno, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Menteri BUMN Erick Tohir, Mendag Zulkifli Hasan, Menteri Investasi Bahlil L, Menpan RB Abdullah Azwar Anas, Panglima TNI Yudo Margono, Kapolri Listyo Sigit Prabowo, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Forkopimda Jatim. dbs

Doa Rais ‘Aam PBNU Tutup Apel Hari Santri 2023

Doa Rais ‘Aam PBNU Tutup Apel Hari Santri 2023

Surabaya  – Apel Hari Santri 2023 Jihad Santri, Jayakan Negeri di Tugu Pahlawan, Surabaya, Jawa Timur telah usai digelar. Hal ini ditandai dengan laporan pemimpin apel kepada pembina upacara Presiden RI Joko Widodo (Jokowi). 

Apel yang dihadiri ribuan santri dari berbagai penjuru daerah ini diakhiri pembacaan doa yang dipimpin oleh Rais ‘Aam PBNU KH Miftachul Akhyar dan dilanjut dengan pelantunan mars Hari Santri dan Shalawat Asyghil.  Pelantunan mars Hari Santri dan pembacaan shalawat Asyghil dibawakan oleh paduan suara dari Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA), Jawa Timur. 

Pelantunan mars Hari Santri dan Shalawat Asyghil disambut oleh seluruh peserta apel yang turut bersama-sama melantunkan shalawat ini. Sebagai informasi, acara Apel Hari Santri 2023 dimulai sejak pukul 06:30 WIB di Tugu Pahlawan, Surabaya Jawa Timur. Peserta apel yang terdiri ribuan santri, para kiai, dan tokoh nasional serentak mengenakan pakaian putih. 

Dalam kesempatan tersebut, dibacakan pula Resolusi Jihad oleh Ketua PBNU KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya.  Presiden Jokowi menegaskan kekuatan santri untuk masa depan bangsa. “Santri pilar kekuatan bangsa, pondasi kekokohan bangsa, sudah terbukti sejak zaman perjuangan,” tegas Presiden Joko Widodo.

Menurut Presiden Joko Widodo, sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar, ada 36 ribu pesantren di Indonesia. Hal itu menjadi sebuah kekuatan besar. Baca Juga Santri Memutih di Tugu Pahlawan Ikuti Apel Hari Santri 2023 “Jumlah pesantren yang sangat banyak menjadi kekuatan besar penentu masa depan bangsa, penentu lompatan kemajuan bangsa, dan penentu keberhasilan mencapai cita-cita,” pekik Presiden.

Tampak hadir dalam apel Hari Santri 2023 sederet tokoh nasional, meliputi Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Menteri BUMN Erik Thohir, Menteri Sekretariat Negara (Mensesneg) Prakitno, dan Ketua DPR Puan Maharani. Selepas pelaksanaan Apel Hari Santri 2023, Presiden Jokowi dijadwalkan langsung mengunjungi kantor Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Surabaya guna melangsungkan silaturahmi bersama dengan para kiai sepuh.  nuo

KH Miftachul Akhyar  Sebut Bonus Demografi Harus Diimbangi Kecerdasan Spiritual

KH Miftachul Akhyar  Sebut Bonus Demografi Harus Diimbangi Kecerdasan Spiritual

Jakarta – Rais ‘Aam PBNU KH Miftachul Akhyar mengingatkan tentang pentingnya menyiapkan generasi bangsa dengan kecerdasan spiritual guna menyambut datangnya bonus demografi, yaitu sebuah kondisi penduduk Indonesia yang akan didominasi oleh usia-usia produktif. “Kira-kira pada tahun 2030-2035, Indonesia akan mengalami yang disebut bonus demografi. Bahkan, ada yang mengatakan tahun 2025 saja sudah dimulai,” ungkap Rais ‘Aam PBNU KH Miftachul Akhyar waktu lalu. Continue reading →

Pesantren Berpengalaman Membina dan Mencerdaskan Masyarakat

Pesantren Berpengalaman Membina dan Mencerdaskan Masyarakat

Surabaya, MS2 – Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan tertua di Indonesia yang memiliki kontribusi penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Lembaga ini layak diperhitungkan dalam pembangunan bangsa di bidang pendidikan, keagamaan, dan moral.

Dilihat secara historis, pesantren memiliki pengalaman luar biasa dalam membina, mencerdaskan, dan mengembangkan masyarakat. Bahkan, pesantren mampu meningkatkan perannya secara mandiri dengan menggali potensi yang dimiliki masyarakat di sekelilingnya.

Pesantren telah lama menyadari bahwa pembangunan sumber daya manusia (SDM) tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga semua komponen masyarakat, termasuk dunia pesantren. Karena itu, sudah semestinya pesantren yang telah memiliki nilai historis dalam membina dan mengembangkan SDM ini terus didorong dan dikembangkan kualitasnya.

Pengembangan dunia pesantren ini harus didukung secara serius oleh pemerintah yang terintegrasi dalam sistem pendidikan nasional (Sisdiknas). Mengembangkan peran pesantren dalam pembangunan merupakan langkah strategis dalam membangun pendidikan.

Dalam kondisi bangsa saat ini krisis moral, pesantren sebagai lembaga pendidikan yang membentuk dan mengembangkan nilai-nilai moral harus menjadi pelopor sekaligus inspirator pembangkit reformasi gerakan moral bangsa. Dengan begitu pembangunan tidak menjadi hampa dan kering dari nilai-nilai kemanusiaan.

Dalam eksistensinya, pesantren pada umumnya bersifat mandiri dan tidak tergantung pada pemerintah atau kekuasaan yang ada. Dengan sifat kemandiriannya inilah pesantren bisa memegang teguh kemurniannya sebagai lembaga pendidikan Islam. Pesantren pun tidak mudah disusupi oleh aliran atau paham yang tidak sesuai dengan ajaran Islam.

Sedikitnya ada tiga unsur utama penopang eksis dan tidaknya pesantren dalam pendidikan, yaitu kiai sebagai pendidik sekaligus pemilik pondok dan para santri, kurikulum pondok pesantren, dan sarana peribadatan serta pendidikan, seperti masjid, rumah kiai, pondok, madrasah, dan bengkel-bengkel keterampilan. Unsur-unsur tersebut mewujud dalam bentuk kegiatannya yang terangkum dalam Tridharma Pondok Pesantren, yaitu pembinaan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, pengembangan keilmuan dan keahlian yang bermanfaat, serta pengabdian pada agama, masyarakat, dan negara.

Sudah saatnya kita lebih memperhatikan dunia pendidikan pesantren. Pesantren harus ditempatkan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari sistem pendidikan nasional. Pesantren telah memberikan kontribusi nyata dalam melahirkan generasi berkualitas dan mampu menjaga moralitas bangsa. reb

 

 

Prof. Imam Supyayogo : Kyai dan Pondok Pesantren

Prof. Imam Supyayogo : Kyai dan Pondok Pesantren

MS2, Malang – Jika kemarin pagi bakda subuh, saya menulis sebagaimana kebiasaan setiap pagi sepulang dari masjid,  tentang Penggerak Pendidikan Muhammadiyah di pedesaan, maka kali ini hati saya tergerak menulis tentang pendidikan yang lazimnya dirintis dan dikelola oleh Kyai. Menyebut istilah Kyai, maka selalu berkait dengan   organisasi Islam terbesar, yakni NU. Hal itu wajar, karena NU adalah organisasi yang didirikan dan diurus oleh para Kyai. Menyebut Kyai tidak lepas dari NU dan begitu juga sebaliknya, menyebut NU maka tidak sempurna kalau tidak menyebut Kyai.

            Masih juga sama, dengan menyebut Kyai, maka yang tergambar adalah pendidikan pondok pesantren. Hal itu sesungguhnya juga tidak salah, karena biasanya pendidikan yang didirikan dan dikelola oleh para Kyai adalah jenis pendidikan pesantren. Namun,  sejak beberapa tahun terakhir, terdapat fenomena baru. Pendidikan pesantren sudah semakin disempurnakan dengan pendidikan formal, seperti madrasah dan bahkan juga sekolah umum. Lebih dari itu, tidak sedikit pesantren  membuka jenjang pendidikan tinggi, baik pendidikan tinggi agama maupun pendidikan tinggi umum.

            Ada hal yang cukup menarik dari pendidikan pesantren, bahwa para kyai dalam mengembangkan lembaga pendidikan,  ternyata tidak pernah menghilangkan bentuk aslinya, yakni model pesantren. Sekalipun kyai telah membuka sekolah formal, seperti madrasah, sekolah umum dan bahkan perguruan  tinggi umum dengan membuka  fakultas ekonomi, psikologi, teknik dan lain-lain,  system pesantrennya masih dipelihara. Tidak pernah ditemukan, fenomena kyai mengubah pesantrennya menjadi madrasah atau sekolah umum. Madrasah dan atau sekolah umum didirikan di pesantren,  dimaksudkan untuk menyempurnakan lembaga pendidikan yang telah ada sebelumnya. Para kyai dalam mengembangkan lembaga pendidikan, bukan mengubah dan apalagi mengganti, melainkan menyempurnakan. Sistem pesantren disempurnakan dengan sekolah umum.

            Mendiskripsikan lembaga pendidikan yang dikelola oleh Kyai, ternyata tidak mudah, karena variasinya terlalu banyak. Pesantren, sangat variatif, baik terkait dengan system yang digunakan, kitab yang dijadikan pegangan, orientasi keilmuan dan tidak terkecuali pandangan kyainya. Masing-masing Kyai sebagai pengasuh pesantren memiliki cara sendiri-sendiri dalam mengembangkan lembaga pendidikan. Mereka tidak memiliki pola dan apalagi standart sebagaimana kebijakan pengembangan pendidikan nasional akhir-akhir ini. Jika ada bagian yang harus mengikuti standar adalah lembaga pendidikan formalnya, sekalipun juga tidak sepenuhnya. Misal, tidak mengikuti Ujian Nasional. Selain itu, ada yang melakukan modifikasi kurikulum dari pemerintah, menyesuaikan dengan visi pendidikan pesantren. Misalnya, ketika dulu pemerintah menetapkan komposisi muatan mata pelajaran umum dan mata pelajaran agama, masing-masing antara 70 % muatan mata pelajaran umum dan 30 % muatan mata pelajaran agama. Ternyata dalam pelaksanaan tidak demikian, pesantren menyebut mengetrapkan  100 % mata pelajaran umum dan juga 100 % diberikan mata pelajaran agama.

            Oleh karena keterbatasan informasi, seringkali lembaga pendidikan pesantren oleh sebagian masyarakat dianggap masih statis, sederhana dan tidak selalu mau mengikuti perkembangan zaman. Anggapan seperti itu sesungguhnya tidak selalu benar. Seperti disebut di depan, lembaga pendidikan yang dikelola oleh Kyai sangat variatif di antara satu dengan lainnya. Memang ada lembaga pendidikan pesantren yang keadaannya statis, tidak berkembang dari tahun ke tahun. Tetapi sebaliknya, terdapat pesantren yang sangat dinamis dan tampak modern. Kita lihat misalnya pendidikan pesantren di Gontor Ponorogo. Fasilitas pendidikannya cukup bagus. Penampilan para ustadz dan santrinya tampak modern. Mereka sehari-hari masuk kelas dengan mengenakan pakaian seragam, berdasi, lengkap dengan kopyah dan sepatunya. Para santri walaupun baru pada tingkat sekolah menengah, mereka dalam pergaulan sehari-hari, baik di kelas maupun di luar kelas menggunakan Bahasa Arab dan juga Bahasa Inggris. Bandingkan dengan sekolah umum, dan bahkan juga mahasiswa di perguruan tinggi sekalipun. Dengan demikian, pendidikan  di pesantren,sekalipun tidak semuanya, misalnya di pesantren Modern Gontor Ponorogo, dan juga di beberapa pesantren lainnya, justru lebih unggul dari sekolah umum biasa yang setaraf. Hanya  selama ini,  pesantren yang berkualitas itu belum dikenal secara luas.

 

            Selain itu, dari sementara kalangan Kyai tidak jarang lahir pikiran-pikiran cerdas tentang pendidikan. Kadang pikiran itu  cukup modern dan sangat relevan dengan tuntutan masyarakatnya. Banyak kitab-kitab yang ditulis oleh kyai, dan bahkan juga dijadikan bahan kajian di beberapa Negara Islam. Juga kadangkala kyai, sekalipun disampaikan secara samar dengan bahasa simbolik, melontarkan kritik terhadap pendidikan modern yang dikembangkan oleh pemerintah sekalipun. Kyai mengkritik pendidikan formal, yang hanya mengedepankan aspek kognitif, dan melupakan aspek psikomotor dan afektif. Sehingga dengan kelemahan itu, maka lulusan pendidikan modern hanya pintar membaca buku teks dan berwacana, tetapi dalam praktek sangat lemah. Sindiran para Kyai, banyak lulusan fakultas ekonomi tidak bisa mengembangkan ekonominya sendiri, lulusan fakultas peternakan, tidak mampu mengembangkan peternakan, lulusan sekolah pertanian masih gagal  membangun kepercayaan diri bahwa dengan mengembangkan pertanian bisa survive dalam hidup dan seterusnya. Apalagi, lulusan sekolah menengah atas, sekalipun sudah lulus Ujian Nasional,  ternyata hanya mampu menjadi pekerja kasar,  sebagai TKI atau TKW di luar negeri.

            Saya juga pernah mendapatkan pandangan Kyai yang saya anggap sangat menarik, apalagi jika dilihat dari perspektif kebutuhan masyarakat saat ini dan juga tuntutan masa depan. Pernah saya menanyakan kebijakan kyai membuka sekolah umum, yakni SMP dan SMU dan bukan madrasah di pesantren. Secara spontan Kyai menjelaskan, bahwa  dengan kebijakan itu, ia bermaksud  agar para alumni pesantren berpeluang mengisi jabatan-jabatan penting di tingkat desa. Kyai berargumen bahwa keberadaan pesantren terkait dengan tujuan berdakwah. Ia berpandangan bahwa jabatan kepala desa dianggap sangat efektif untuk sarana dakwah. Dia membayangkan, jika kepala desa adalah alumni pesantren, maka pejabat pemerintah scala kecil itu akan memimpin desanya dengan pendekatan agama. Sebagai alumni pesantren, kepala desa tidak saja mampu menjalankan pemerintahan dari kantor desa, tetapi sekaligus juga mampu memimpin masyarakat melalui masjid. Kyai tidak memilih bentuk pendidikan madrasah MI, M.Ts, MA,  agar mata pelajaran yang diberikan tidak tumpang tindih dengan mata pelajaran pesantren. Tatkala berbicara tentang peran-peran kepala desa, Kyai membayangkan kehidupan Rasulullah dalam membangun umat. Rasulullah, menurut Kyai,  selain sebagai pemimpin spiritual juga sekaligus melakukan peran-peran kepemimpinan kehidupan secara menyeluruh, baik dari aspek kehidupan  ekonomi, politik, hukum pendidikan dan kemasyarakatan lainnya.

            Dengan kebijakannya itu, yakni Kyai membuka sekolah umum di pesantren, berharap para santri berhasil mendalami ilmu yang bersumber dari al Qur’an dan Hadits serta kitab-kitab lainnya, tetapi sekaligus dengan pendidikan dan ijazah SMP dan SMU yang juga diperoleh dari pesantren, para alumninya memenuhi syarat untuk mencalonkan diri sebagai pejabat pemerintah di tingkat desa. Kyai melihat jabatan kepala desa sebagai  wilayah kekuasaan yang sangat strategis untuk membina umat dan masyarakat secara langsung. Kyai berpandangan bahwa pengaruh Camat, Bupati, Gubernur dan bahkan setingkat Menteri pun bisa dikalahkan oleh pengaruh Kepala Desa. Pejabat tingkat kecamatan hingga pemerintah pusat tidak mudah masuk ke relung-relung kehidupan masyarakat, kecuali melalui kepala desa. Oleh sebab itu, terkait dengan kepentingan dahwah, posisi perangkat desa, menurut Kyai  jauh lebih strategis, dan untungnya  jabatan itu karena dianggap tidak terlalu menguntungkan secara ekonomis, tidak terlalu banyak diperebutkan orang, sehingga tidak terlalu sulit para alumni pesantren memasuki wilayah ini,  jika mereka memiliki ijazah sekolah umum.

            Saya juga pernah mendapatkan pandangan Kyai yang  strategis lainnya. Kyai di pesantrennya, selain memberikan pelajaran Bahasa Arab, juga pelajaran Bahasa Inggris dan Bahasa Mandarin. Kebijakan tersebut diambil atas dasar pertimbangan mereka  bahwa dunia ini semakin mengglobal, karena itu para santri harus dibekali dengan bahasa global pula, yaitu bahasa Inggris dan Bahasa Mandarin. Kyai juga melihat pengaruh ekonomi Cina ke depan yang tampak semakin luas dan tidak akan mungkin bisa dibendung. Oleh sebab itu, menurut pandangan kyai, gejala globlalisasi tidak boleh dilawan dan apalagi dihindari. Tantangan itu  harus direspon secara tepat. Para santri dibekali kemampuan berkomunikasi dengan bahasa asing itu.  Jika tidak demikian, maka dikhawatirkan lulusan pesantren hanya akan tepat dijadikan sebagai petugas security atau satpam. Islam menurut pandangan sementara Kyai adalah konsep kehidupan yang selalu relevan dengan tuntutan zamannya.

            Hanya saja pada kenyataannya, kondisi pesantren  sangat tergantung pada kekuatan financial kyai yang bersangkutan. Jika kebetulan kyai memiliki sumber-sumber ekonomi yang cukup, maka lembaga pendidikannya tampak maju dan modern. Di  Malang Selatan misalnya,  terdapat pesantren yang dikelola oleh KH Zamahsari, bangunan dan fasilitas pendidikan lainnya tampak modern. Seluruh santri ditampung menginap di pesantrennya. Para santri melalui lembaga pendidikan umum SMP dan SMU, yang ada di lokasi pesantren, diajari Bahasa Arab, Bahasa Inggris dan juga Bahasa Mandarin. Program pendidikan seperti itu itu berhasil dijalankan, karena pesantren tersebut, melalui kemampuan Kyai sebagai pengasuhnya, mampu dan berhasil menggali sumber-sumber pendanaan yang dibutuhkan.

Tetapi sebaliknya, terdapat banyak pesantren yang berjalan seadanya, karena keterbatasan dana. Saya melihat pada tataran konseptual, sesungguhnya Kyai memiliki wawasan pendidikan, yang kadang jauh lebih sempurna, bilamana dibandingkan dengan konsep-konsep yang dikembangkan di sekolah umum dan bahkan oleh perguruan tinggi sekalipun. Tanpa secara formal Kyai mempelajarai ilmu psikologi, sosiologi, antropologi pendidikan dan lain-lain, tampak dalam tataran kehidupan sehari-hari mereka memahami ilmu itu. Setidaknya para Kyai memiliki wawasan tentang disiplin ilmu social itu. Atas dasar wawasan itu, pesantren yang dikelola oleh Kyai tidak pernah mengedepankan aspek formalitas pendidikan. Kyai tidak membuka pendidikan yang hanya untuk mengeluarkan selembar ijazah, sebagaimana dijalankan oleh perguruan tinggi, dengan perkuliahan hari Sabtu dan Minggu, yang dijalankan beberapa waktu, kemudian dikeluarkanlah ijazahnya. Jika ada pesantren yang melakukan seperti itu, mereka sesungguhnya karena berhasil terpropokasi oleh pengelola perguruan tinggi umum, sehingga menjadi ikut-ikutan seperti itu. Dan kalaupun tokh demikian, biasanya masih terbatas untuk penyelenggaraan pendidikan yang bersifat pengembangan,  yakni program pendidikan formalnya.

            Akhirnya, mengamati sepintas, diketahui bahwa problem utama pendidikan pesantren, lebih-lebih tatkala mereka harus menyesuaikan dengan tuntutan modern adalah terkait dengan pendanaan. Pesantren selalu dikelola secara mandiri, dan bahkan sumber pendanaannya  bersumber dari sumbangan masyarakat, yang besarnya tidak menentu dan bahkan kadang juga berasal dari pribadi Kyainya. Beban itu, kadangkala dirasakan semakin berat, tatkala Kyai harus menampung para santri ekonomi lemah dan bahkan juga anak yatim. Kepada santri seperti itu, Kyai bukan saja tidak mendapatkan sumbangan biaya pendidikan dari santri, bahkan sebaliknya,  mereka harus memenuhi kebutuhan hidup santri yang demikian banyak sehari-hari. Saya pernah melihat misalnya, Pesantren An Nur Bululawang, sebagian santrinya adalah anak-anak orang miskin dan anak yatim. Oleh Kyai terhadap para santri seperti itu digratiskan dan bahkan  juga dipenuhi kebutuhan hidup mereka,  makan  sehari-hari dan juga pakaiannya.  

            Lembaga pendidikan semacam ini sudah sekian lama tidak pernah mendapatkan perhatian pemerintah. Jika pun tokh ada bantuan hanya bersifat insidentil, artinya tidak secara rutin. Selain itu, sekalipun akhir-akhir ini ada tuntutan agar dana pendidikan di APBN  ditingkatkan jumlahnya menjadi 20 %, maka setelah dipenuhi, kiranya juga bukan dimaksudkan untuk membiayai pendidikan semacam ini. Namun begitu, Kyai juga tidak pernah bersuara mempersoalkannya. Menyelenggarakan pendidikan bagi Kyai dipandang sebagai ibadah,  dalam rangka memenuhi tuntutan agamanya,  dan sama sekali bukan dimaksudkan untuk memenuhan tuntutan Undang-Undang sebagaimana harus dipikul oleh pemerintah. Para Kyai menjalankan program pendidikan pesantren, sekalipun tidak disiapkan dana oleh pemerintah, tetap ditunaikan  dengan penuh kesabaran, ikhlas, amanah dan istiqomah. Mereka tidak berharap bantuan dan balasan dari siapapun, kecuali hanya ingin mendapatkan  ridho dari Allah swt. 

oleh Prof Imam Suprayogo.

 

 

 

Prof M. Ali Ramdhani : Pilih Pesantren Harus Ada Kiainya

Prof M. Ali Ramdhani : Pilih Pesantren Harus Ada Kiainya

MS2, Jakarta – Orang tua dapat menyekolahkan anak-anak mereka di pesantren. Melalui pendidikan pesantren, anak-anak dilatih mandiri dan memiliki pemahaman ilmu agama yang lebih dalam.

Orang tua tak perlu ragu lagi menyekolahkan anaknya di pesantren. Pasalnya di Indonesia banyak pesantren yang berkontribusi besar dalam dunia pendidikan dan menjadi tempat mengenyam ilmu bagi tokoh agama dan pemimpin besar di Indonesia.

Tokoh-tokoh itu adalah KH Abdurrahman Wahid, Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin, hingga menteri dan kepala daerah yang pernah menjadi santri pesantren. Sebagaimana disinggung Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag M. Ali Ramdhani soal pesantren sebagai tempat yang tepat untuk pengembangan anak.

“Ini sesungguhnya memberikan fakta bahwa pesantren adalah tempat yang aman, layak, dan tepat untuk pengembangan anak bangsa,” kata Dhani .

Walaupun beberapa waktu ini eksistensi pesantren sempat terganggu akibat adanya isu kekerasan seksual dan terorisme yang muncul di pesantren. Hal itulah yang menjadi kekhawatiran untuk sebagian orang tua yang ingin menyekolahkan anaknya di pesantren.

Dhani berpendapat orang tua tidak perlu khawatir lagi apabila mereka benar-benar memahami bagaimana keadaan pesantren sesungguhnya.

“Saya ingin mengingatkan bagi seluruh anak bangsa, terutama kepada seluruh orang tua yang hari ini ingin menitipkan anaknya dalam proses pendidikan pondok pesantren perlu melihat apakah lembaga yang menyebut dirinya pesantren memiliki arkanul ma’had (rukun pesantren),” ujar Dhani.

Setidaknya, ada tiga hal penting yang disebut Dhani perlu diperhatikan oleh orang tua sebelum memilih pesantren. Berikut ulasan selengkapnya.

3 Tips Memilih Pesantren

  1. Ada Sosok Kiai Pengajar

Ada lima hal yang menjadi rukun pesantren. Salah satunya yaitu sosok kiai yang menjadi figur teladan dan pengasuh yang dapat membimbing santri.

“Lihat sanad keilmuannya. Sanad keilmuannya jelas, ada kiainya. Jangan menitipkan ke pesantren yang gurunya hanya satu tunggal,” kata Dhani.

  1. Memiliki Fasilitas yang Mumpuni

Rukun pesantren yang harus terpenuhi selanjutnya yaitu santri mukim. Santri mukim ini mencakup pondok atau asrama, masjid atau mushola, dan juga ada kajian kitab kuning.

“Jadi perhatikan, sanad keilmuannya, ada kiainya, memiliki fasilitas yang baik, dan ada pembelajaran kitab kuning,” terang dia.

  1. Pesantren yang Inklusif

Dhani mengatakan pesantren harus bersifat inklusif. Atau dalam artian, pesantren yang dipilih orang tua adalah pesantren yang memberikan izin terbuka bagi orang tua dalam berkunjung ke pesantren.

“Dan tentu saja pesantren bersifat inklusif. Orang tua boleh nengok, masyarakat boleh lihat. Dengan demikian saya bisa mengatakan pesantren aman dan layak menjadi tempat orang tua menitipkan pendidikan anak,” tutupnya. dtk

 

KH Miftachul Akhyar Ajak Pengurus Mantapkan Spiritual untuk Berkiprah di Dunia

KH Miftachul Akhyar Ajak Pengurus Mantapkan Spiritual untuk Berkiprah di Dunia

Jakarta – Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar mengajak kepada seluruh pengurus PBNU untuk memantapkan diri dalam berkiprah di skala global.   “Makin berat Amanah yang kita tanggung. Karena kemarin kita masih menghadapi Indonesia, kita sudah lama dinantikan kiprah kita di dunia ini,” katanya saat memberikan taujihat (pengarahan) pada Pembukaan Rapat Pleno PBNU dan Kick Off di Hotel Sultan, Jalan Gatot Subroto, waktu lalu.  

Dalam memperkuat semangat para pengurus, Kiai Miftach mengutip Al-Qur’an Surat Al-Anfal ayat 45-47. Ayat tersebut mewasiatkan penguatan spiritualitas atau ruhaniyah umat Islam.

“Beberapa ayat ini adalah sebuah tekanan agar kita memperkaya diri dengan kekuatan-kekuatan ruhaniyah kita. Bahkan di dalam surat ini, perbandingan antara kekuatan madiyah (material) yang begitu banyak ragamnya, kalau kita gambarkan di layar ini sampai Subuh, itu masih lima persen dari kekuatan ruhiyah spiritual kita,” ujarnya.  

Oleh karena itu, manakala berhadapan dengan kelompok tertentu, apalagi di kelompok dunia ini harus dihadapi. “Jangan melarikan diri, tetapi mantapkan diri, iringi dengan memperbanyak dzikrullah,” katanya.  

Pengasuh Pondok Pesantren Miftachussunnah Surabaya, Jawa Timur itu menegaskan bahwa hal tersebut merupakan kekuatan spiritual yang perlu dimiliki di saat mengharapkan suksesnya menyongsong satu abad.   Lebih lanjut, Kiai Miftach menyampaikan bahwa ayat tersebut juga memerintahkan untuk menaati aturan dan menghindari pertentangan sekecil apapun. “Karena ini akan mengakibatkan nama harummu akan turun, akan lemah, akan menjadikan lumpuhnya gerakan kalian dan menurunnya nama harum kalian,” katanya.

Setelah itu, pengurus PBNU juga harus bersabar dalam menggerakkan roda organisasi yang didirikan pada 16 Rajab 1344 H ini.  Mendukung ini, Kiai Miftach mengutip sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Al-Baihaqi, bahwa sabar dalam menjalankan tugas ini lebih baik daripada beribadah sendiri selama 40 tahun.   “Andaikan kalian bersabar di dalam mengemban amanah berdakwah, amanah untuk bagaimana kita bisa menjalankan tugas Nahdlatul Ulama menjadi sebuah organisasi terkemuka di dunia ini, sebagaimana lambang dari NU,” katanya.

  Sebagaimana diketahui, huruf dhad (ض) pada lambang NU melewati gambar bumi. Terlebih, NU saat ini punya tema besar, yakni merawat jagat membangun peradaban. “Dhadnya ini melampaui jagat. Kita punya tugas melampaui batas. Paling tidak mendhad-kan dunia. Ini tentu perlu kesabaran,” katanya.

Kesabaran dalam mengemban misi dakwah ini diteladankan langsung oleh Imam Ghazali dan Syekh Abdul Qadir. Keduanya ada kesamaan di dalam penyebaran dakwah, maka lahirlah seorang Panglima Shalahuddin Al-Ayyubi. “Kita temukan konsep-konsep melahirkan generasi andal, unggul, pemenang. Lahirlah panglima besar Salahuddin al-Ayyubi,” katanya. 

 Di samping itu, ada sosok Sultan Nuruddin yang saat itu Salahuddin menjadi panglimanya. “Ini dua figur yang hasil daripada berkelanjutannya konsep itu sehingga Baital Maqdis bisa diambil kembali. Itu karena kuat ruhiyah,” katanya.  

Berikutnya, Kiai Miftach menegaskan bahwa kekuatan fisik tanpa spiritual hanya akan menghalangi kebaikan-kebaikan di bumi.   Beberapa wasiat penguatan ruhiyah ini sebagai agenda utama yang harus dikerjakan oleh pengurus untuk diaktualisasikan sebagai program unggulan. nuo

Bermacam Manfaat Utama dari Menghafal Al-Qur’an

Bermacam Manfaat Utama dari Menghafal Al-Qur’an

Surabaya, MS2 – Al Qur’an merupakan kitab suci bagi umat agama Islam. Keberadaan Al Qur’an merupakan tuntunan bagi akal dan hati manusia agar mampu membedakan antara hal yang baik dan juga hal yang buruk. Seperti yang kita ketahui bahwasanya Al Qur’an merupakan sumber hukum Islam yang utama, baru setelahnya hadist yang berguna menunjang ataupun menjabarkan hukum tersebut. Maka tak ayal lagi bahwa membaca Al Qur’an merupakan suatu ibadah, dan menghafalkanya juga merupakan ibadah tambahan lagi. Apalagi disertai memaknai dan meresapinya juga mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Continue reading →

Imbauan Rais ‘Aam Jelang 1 Abad NU : Satukan Hati dan Langkah

Imbauan Rais ‘Aam Jelang 1 Abad NU : Satukan Hati dan Langkah

Jakarta – Nahdlatul Ulama akan genap berusia 100 tahun. Hal ini berarti tak lama lagi, NU segera memasuki abad kedua khidmah kepada bangsa. Melihat urgensi itu, Rais ‘Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar mengimbau kepada seluruh pengurus NU di semua tingkatan untuk mempersiapkan bekal khidmah menghadapi abad kedua NU.

 “Dalam hitungan kalender Hijriyah, saat ini kita sedang berada di penghujung tahun ke-99 perjalanan Nahdlatul ulama. Pemuncak abad pertama ini merupakan momentum bagi seluruh warga dan pimpinan Nahdlatul ulama untuk mempersiapkan bekal terbaik guna menyongsong perjalanan hikmah pada abad berikutnya,” tulis Kiai Miftach yang juga Pengasuh pondok Pesantren Miftachus Sunnah Surabaya Jawatimur melalui surat imbauannya .

Oleh karena itu, Kiai Miftach mengajak seluruh pengurus NU untuk menyatukan hati dan langkah sebagai bentuk persiapan khidmah di abad kedua secara lebih baik. “Karena itu al-faqir mengajak kita semua untuk menyatukan hati dan langkah untuk menyiapkan bekal khidmah terbaik guna menyongsong masa depan Nahdlatul ulama yang gemilang di masa depan,” lanjut Pengasuh Pondok Pesantren Miftachussunnah, Surabaya, Jawa Timur itu.

Rais ‘Aam menegaskan agar para pengurus dapat mengedepankan budaya tabayun dalam kepengurusan sehingga marwah jamiyah NU dapat terjaga dengan baik. “Jika terdapat perbedaan pendapat, saran, masukan, atau kritik yang hendak disampaikan di antara jajaran pengurus di semua tingkat kepengurusan, al-faqir mengimbau agar disampaikan secara langsung kepada pihak pihak yang dituju dengan semangat tabayun dan saling menasehati dalam kebenaran dan kebaikan,” ujarnya.

 “Serta menghindarkan diri dari penyampaian aspirasi melalui saluran yang tidak patut dan dapat menurunkan marwah jamiyah diniyah ijtimaiyah yang kita cintai ini,” lanjut Kiai Miftach.

Imbauan Rais ‘Aam PBNU ini diawali dengan mengutip dua ayat Al-Qur’an, yakni (1) Surat Al-Anfal ayat 17 dan (2) Surat Al-Hujurat ayat 1. Sebagaimana diketahui, NU didirikan pada 16 Rajab 1344 H. Tanggal berdasarkan kalender Hijriah itulah yang ditetapkan sebagai hari lahir  NU. Hal ini sesuai dengan keputusan Muktamar Ke-32 NU di Makassar Tahun 2010.

Berikut selengkapnya surat imbauan Rais ‘Aam PBNU:

Seluruh jajaran pengurus Nahdlatul ulama, (mulai dari jajaran Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Pengurus Cabang/Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama, Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama, sampai Pengurus Ranting dan Anak Ranting Nahdlatul Ulama) yang Al-Faqir hormati dan dirahmati Allah.  

 Dalam hitungan kalender Hijriyah, saat ini kita sedang berada di penghujung tahun ke-99 perjalanan Nahdlatul ulama. Pemuncak abad pertama ini merupakan momentum bagi seluruh warga dan pimpinan Nahdlatul ulama untuk mempersiapkan bekal terbaik guna menyongsong perjalanan hikmah pada abad berikutnya.

Karena itu, al-faqir mengajak kita semua untuk menyatukan hati dan langkah untuk menyiapkan bekal khidmah terbaik guna menyongsong masa depan Nahdlatul ulama yang gemilang di masa depan.

Jika terdapat perbedaan pendapat, saran, masukan, atau kritik yang hendak disampaikan di antara jajaran pengurus di semua tingkat kepengurusan, al-faqir mengimbau agar disampaikan secara langsung kepada pihak pihak yang dituju dengan semangat tabayun dan saling menasehati dalam kebenaran dan kebaikan, serta menghindarkan diri dari penyampaian aspirasi melalui saluran yang tidak patut dan dapat menurunkan Marwah jam’iyah diniyah ijtimaiyah yang kita cintai ini

Demikian himbauan ini al-faqir sampaikan untuk kebaikan dan kemaslahatan bersama semoga Allah subhanahu wa ta’ala meridhai. Jakarta, 25 Dzulqa’dah 1443 H/ 25 Juni 2022

 

https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com