https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

November 2024 – Yayasan Pondok Pesantren Miftachussunnah
Harlah PP Miftachussunnah : Menteri Agama RI Berkomitmen Bentuk Dirjen untuk Pondok Pesantren

Harlah PP Miftachussunnah : Menteri Agama RI Berkomitmen Bentuk Dirjen untuk Pondok Pesantren

JAKARTA,MS – Dalam rangka memperingati Hari Pahlawan, Hari Santri dan Hari Lahir Pondok Pesantren (Ponpes) Miftachussunnah Surabaya yang ke 42 tahun, Kamis, 14 November 2024. Pondok Pesantren Miftachussunnah Surabaya selenggarakan Harlah dan istighosah kebangsaan dengan tema ‘Doa Kemaslahatan & Keselamatan Bangsa Indonesia’. Kegiatan yang dilaksanakan bertempat di Masjid Nasional Al-Akbar Jambangan Surabaya ini dihadiri oleh lebih dari 2000 peserta, yang terdiri dari para santri, mahasiswa, orang tua murid, masyarakat serta beberapa tamu undangan.

Menteri Agama (Menag) Republik Indonesia, Nasaruddin Umar menyampaikan komitmennya untuk segera membentuk Direktorat Jenderal (Dirjen) khusus yang akan menangani dan mengayomi pondok pesantren. Hal ini disampaikan Menag Nasaruddin saat menghadiri perayaan Harlah ke-42 Pondok Pesantren Islam Miftachussunnah.

“Kementerian Agama segera membentuk Direktorat Jenderal yang akan mengurus sekaligus mengayomi pondok pesantren,”ucap Nasaruddin saat memberikan sambutan di acara Harlah Ponpes Miftachussunnah Surabaya (14/11/2024).

Dalam kesempatan yang sama Menag juga menekankan bahwa kini saatnya pondok pesantren merebut kembali masa kejayaannya, “Sudah waktunya pesantren menjadi tuan rumah di tanah airnya sendiri,” tambahnya.

Selain Nasaruddin, turut hadir juga ketua umum PBNU K.H. Yahya Cholil Staquf beserta jajaran Nahdlatul Ulama (NU), Pengasuh Ponpes Miftachussunnah sekaligus Rais Aam PBNU, K.H. Miftachul Akhyar.

Event Harlah Miftachussunnah didukung penuh oleh Kinesis Monetary Indonesia, Bullion Ecosystem International dan Jakarta Futures Exchange untuk dapat lebih mengembangkan teknologi yg semakin bermanfaat utk pengembangan kualitas pendidikan yg semakin modern dan berkelas global bagi Pondok Pesantren Miftachussunnah Surabaya terutama model pendanaan pendidikan Santri utk dapat mengakses pendidikan yg berkelas dunia.

Pada kegiatan ini dilakukan juga pemberian syahadah kepada puluhan santri yang telah berhasil menghafal kitab suci Al-quran. Tidak hanya itu, dikenalkan juga inovasi santri Ponpes Miftachussunnah Surabaya, yakni aplikasi yang dapat memberikan kemudahan dan membuat nabung emas menjadi lebih praktis, aman dan sesuai syariah yang diberi nama NUNOMICS. Transaksi fisik emas dalam bursa JFXGOLD X yang dapat dilakukan secara digital melalui aplikasi NUNOMICS merupakan inovasi anak bangsa yang tidak hanya bisa dimanfaatkan untuk persiapan dana masa depan dan aset untuk lindung nilai, tetapi NUNOMICS juga memberi dukungan beribadah dengan tenang dan berkah melalui fitur Gold to Mecca nya.

“Hari ini bertepatan dengan hari lahirnya Miftachussunnah kita mulai bergerak dengan perkembangan zaman, jadi pondok pesantren Miftachussunnah juga sudah mulai merilis NUNOMICS Miftachussunnah. Platform ini hadir untuk generasi muda, supaya mereka sudah mulai berpikir untuk masa depan dengan menabung khususnya menabung fisik emas,”Ucap Norhadi MM – Pimpinan Ponpes Miftachussunnah Surabaya saat ditemui di Masjid Al-Akbar Surabaya.

Turut hadir Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah Jawa Timur, Emil Dardak. Saat ditemui di Harlah ke-42 Ponpes Miftachussunnah beliau menyampaikan apresiasinya terhadap lahirnya aplikasi NUNOMICS sebagai inovasi yang dapat menjadi pelayanan prima bagi kegiatan dan amal usaha pondok pesantren Miftachussunnah.

“NUNOMICS bukan mengkonversi pesantren semata-mata menjadi lembaga ekonomi, tetapi bagaimana kiprah pesantren di tengah masyarakat akan semakin teramplifikasi manakala kita bisa menggaungkan tata niaga dan tata berusaha yang menggambarkan nafas keislaman. Saya sebagai ketua masyarakat ekonomi syariah Jawa Timur, tentu merasa sangat berbangga melihat salah satu pondok pesantren di jawa timur bisa melahirkan NUNOMICS, termasuk tabungan haji dan umroh yang memiliki lindung nilai dari dinamika yang terkait nilai tukar mata uang,” ucap Emil pada (14/11/2024).

“Teknologi yang diterapkan berbasis kecerdasan buatan yang menjadi layanan yang sangat prima bagi kegiatan atau amal usaha pondok pesantren miftachussunnah.” tambahnya.

Melalui pelaksanaan Harlah ke-42 ini diharapkan kedepannya pondok pesantren Miftachussunnah dapat terus berkembang dan selalu berjalan mengikuti kemajuan teknologi tanpa melupakan balutan unsur keislaman di dalamnya. Melalui NUNOMICS Ponpes MIftachussunnah membuktikan bahwa pondok pesantren dapat berkontribusi dalam memberikan inovasi guna mendukung sektor digital ekonomi syariah di Indonesia. dbs

KH Miftachul Akhyar Ungkap Tiga Pusaka NU

KH Miftachul Akhyar Ungkap Tiga Pusaka NU

Sampang, MS – Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar mengungkapkan tiga tongkat pusaka “kesaktian” (kebesaran) jam’iyah dan jamaah NU, yakni sami’na wa atho’na (kepatuhan terhadap ulama), tabayyun (klarifikasi), dan tertib regulasi (peraturan AD/ART).

“Sekarang, kesaktian NU masih jam’iyah, bukan jamaah, jadi organisasinya yang besar, tapi jamaahnya belum besar secara ekonomi atau tidak sejahtera, apa NU-nya kurang sakti,” katanya dalam keterangan tertulis, Kamis (31/10/2024). Saat menghadiri pelantikan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sampang 2024-2029 pada Selasa (29/10/2024), Kiai Miftach mengutip perintah iqra atau membaca dalam Al-Qur’an itu disambungkan dengan perintah bismi Robbik, dengan nama Tuhanmu.

“Artinya, perintah ilmu atau baca itu menyatu dengan perintah Ibadah (ketuhanan atau shalat). Pintar, gelar, atau ilmu yang tinggi itu penting, tapi bukan iqra saja, bukan menjadi ulama atau ilmu saja, karena bisa melahirkan sikap mementingkan pribadi, kelompok, golongan. Tapi kalau dipadukan dengan atas nama Allah, maka akan ada kebersamaan,” katanya. Pengasuh Pesantren Miftachussunnah, Kedungtarukan, Surabaya itu mencontohkan Sampang yang sejak dulu dikenal tidak mempunyai gedung bioskop atau tempat kemaksiatan, bahkan NU-nya 99 persen, tapi kenapa masyarakatnya masih belum baik secara kesejahteraan.

“Kebesaran secara jam’iyah (organisasi) dan secara jamaah (anggota) yakni sami’na wa atho’na (kepatuhan pada ulama); tabayyun (klarifikasi bila ada informasi yang tidak jelas tentang NU dan jamaah NU); dan tertib regulasi/peraturan AD/ART (kepatuhan pada hasil kesepakatan),” katanya.

Apalagi, NU adalah organisasi  pelayanan dari para ulama kepada umat atau bangsa. Khidmah itu tidak ada perebutan, permusuhan, saling hasut, dan hal-hal negatif, namun khidmah itu justru menjadikan NU sebagai rahmatan lil alamin bagi semuanya. “Kalau ada yang bilang bahwa kebenaran agama itu ditegakkan dengan perang, seperti ada dalam salah satu dari 40 hadits dalam Arbain An-Nawawiyah, maka perintah perang itu harus dipahami bukan sebagai aksi, tapi reaksi atau mempertahankan diri. Justru, Islam berkembang karena jujur, adil, dan akhlak, banyak non-Muslim tertarik di situ,” katanya.

Sementara itu, Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim KH Abdul Hakim Mahfudz menyampaikan bahwa NU itu besar sejak lahir pada tahun 1926. NU didirikan untuk misi internasional, yaitu keperluan untuk mengirim utusan Komite Hijaz dalam misi internasional.  “Tahun 1937 dengan prakarsa NU mendirikan Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI) yang menaungi 13 organisasi Islam, dan pada tahun itu 95 persen umat Islam Indonesia menyatu,” kata Gus Kikin, sapaan akrabnya, dalam pelantikan KH Syafiuddin Abd Wahid dan KH Itqon Bushiri yang kembalij memimpin PCNU Sampang 2024-2029.

Akhirnya, NU berperan sampai pada kemerdekaan Indonesia tahun 1945. Pada saat itu, para tokoh nasional, para pejuang dan muassis (pendiri) NU bersatu atau membangun ukhuwah untuk melawan penjajah hingga meraih kemerdekaan.   “Kita refleksikan sekarang dalam membangun ukhuwah mendampingi umat dalam memerangi masa depan, termasuk dalam masa Pilkada ini, PCNU Sampang harus bisa menjadi penyeimbang terjadinya perbedaan-perbedaan, dan mampu menghadirkan harmoni bagi masyarakat Sampang,” katanya. nuo

 

Menag Nasaruddin Umar hadiri Harlah PonPes Miftachussunnah

Menag Nasaruddin Umar hadiri Harlah PonPes Miftachussunnah

Jakarta, MS – Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menyampaikan komitmennya untuk segera membentuk Direktorat Jenderal (Dirjen) khusus yang akan menangani dan mengayomi pondok pesantren.

Hal ini disampaikan Menag Nasaruddin saat menghadiri perayaan Harlah ke-42 Pondok Pesantren Islam Miftachus Sunnah II, Istighosah Kebangsaan dan Peringatan Hari Pahlawan di Masjid Nasional Al-Akbar, Surabaya, Kamis (14/11).

“Kementerian Agama segera membentuk Direktorat Jenderal yang akan mengurus sekaligus mengayomi pondok pesantren,” ujar Nasaruddin dikutip kemenag.go.id.

Dalam acara yang juga dihadiri oleh Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf, Pimpinan Pondok Pesantren Islam Miftachus Sunnah II KH Miftachul Akhyar, Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Muzakki, serta sejumlah pejabat dan santri.

Menag Nasaruddin menjelaskan bahwa pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan yang murni lahir dari bumi Nusantara. Ia menegaskan bahwa pesantren telah menjadi perintis dunia pendidikan yang sistematis di Indonesia bahkan sebelum kedatangan penjajah Belanda.

“Seandainya Indonesia tidak dijajah Belanda, perguruan tinggi yang berkembang saat ini mungkin adalah Universitas Termas, Universitas Lirboyo, Universitas Tebu Ireng, dan universitas-universitas dari pesantren lainnya. Bukan UI, ITB, atau IPB,” ujarnya.

Menag Nasaruddin juga menekankan bahwa kini saatnya pondok pesantren merebut kembali kejayaannya, seperti yang pernah terjadi di masa lalu.

“Sudah waktunya pesantren menjadi tuan rumah di tanah airnya sendiri,” tambahnya.

Lebih lanjut, Menag Nasaruddin menjelaskan bahwa terbitnya Undang-Undang Pesantren merupakan bukti nyata dari komitmen Kementerian Agama untuk memberikan eksistensi dan legitimasi terhadap keberadaan pondok pesantren di Indonesia.

“Tugas kami selanjutnya adalah memastikan kelanjutan eksistensi pondok pesantren,” ujar Menag.

Menag juga menyinggung keunggulan sistem pendidikan di pesantren, khususnya dalam penanaman karakter. Ia mengungkapkan bahwa sistem pemondokan (boarding) yang diterapkan di pesantren sangat efektif dalam mendidik santri.

 

“Di pesantren, pengawasan terhadap santri dilakukan selama 24 jam, menjadikan pesantren tempat yang efektif untuk penanaman karakter,” terangnya.

Sistem boarding yang diterapkan di pesantren, menurut Menag, juga telah diadopsi oleh sekolah-sekolah di luar negeri, seperti di Inggris dan Australia, sebagai bagian dari upaya mereka dalam mendidik karakter siswa.

“Keunggulan ini menjadikan pesantren sebagai lembaga pendidikan yang penting dalam membentuk karakter bangsa,” pungkas Menag Nasaruddin. dbs

https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com