https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com

2025 – Yayasan Pondok Pesantren Miftachussunnah
Kh Miftachul Akhyar : Koalisi Islam yang efektif adalah tanggung jawab peradaban

Kh Miftachul Akhyar : Koalisi Islam yang efektif adalah tanggung jawab peradaban

Makkah – Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar mengatakan bahwa menuju koalisi Islam yang efektif bukanlah sekadar tema atau slogan yang digaungkan, tetapi sebuah tanggung jawab peradaban. Hal tersebut ia sampaikan dalam acara The Global Conference For Building Bridges between Islamic Schools of Thought and Sects (Konferensi Global untuk Membangun Jembatan antara Berbagai Aliran dan Mazhab dalam Islam), di Makkah, Arab Saudi, Jumat (7/3/2025).

“Menuju koalisi Islam yang efektif bukan sekadar slogan untuk digaungkan, tetapi tanggung jawab peradaban yang harus disertai manajemen yang baik, ide cemerlang, perbaikan menyeluruh terhadap kebijakan agama dan pendidikan, yang mana di dalamnya juga mencakup perbaikan kurikulum,” katanya. Selanjutnya, Kiai Miftach mengingatkan bahwasanya persatuan Islam tidak ada kaitannya dengan penghapusan perbedaan hukum fiqih.

Menurutnya, jika keragaman pandangan fiqih ditiadakan justru akan bertentangan dengan karakter Islam. Ia lantas menyarankan agar persatuan Islam itu dilandaskan atas kerja sama yang konsisten, adanya pengelolaan perbedaan serta pemahaman terhadap visi keilmuan yang seimbang.

Untuk menguatkan pendapatnya, Kiai Miftach lantas membacakan sebuah kaidah fiqih dari Imam Al-Qarafi Al-Maliki dalam kitab Al-Furuq. “Perbedaan hukum fiqih itu jika buktinya kuat, lebih penting untuk diamati daripada membatalkannya, karena mengamati perbedaan membawa pada penggabungan bukti-bukti hukum, sementara membatalkannya mengarah pada pengutamaan salah satu dari kedua hukum tanpa adanya bukti yang pasti,” ujarnya.

Selanjutnya, Pengasuh Pondok Pesantren Miftachussunnah Surabaya itu menyampaikan bahwa konferensi tersebut merupakan konferensi kedua yang diadakan guna membangun jembatan antara mazhab-mazhab Islam.  Hal tersebut, lanjut Kiai Miftach, termasuk kebutuhan syariat dan sebuah keharusan dalam maqashid syariah.

Demikian ini guna mencapai persatuan dan kerukunan bangsa dari konflik serta pembangunan kembali jembatan antar mazhab Islam.

“Konferensi ini memiliki tujuan yang penting, namun outputnya jauh lebih penting. Konferensi ini bukan sekadar teori, tapi lebih menekankan strategi dan implementasi yang kokoh guna membangun jembatan antar mazhab-madzhab Islam yang disandarkan pada rasionalisasi ensiklopedi pemikiran Islam,” ungkapnya.

Namun, lanjut kiai Miftach, berhasil tidaknya hal tersebut tergantung asumsi terhadap implementasi program. Penggunaan metode yang komprehensif, misalnya, sehingga dapat mengatur hubungan antara mazhab-mazhab dan metodologi hukum yang tepat.  Sebagai informasi, konferensi ini mengusung tema, “Menuju Koalisi Islam yang Efektif”. Acara ini berada di bawah naungan Raja Salman bin Abdul Aziz dan Putra Mahkotanya, Muhammad bin Salman. Hadir dalam acara tersebut, ulama terkemuka dari berbagai negara, ulama dari berbagai aliran serta ulama dengan berbagai madzhab. Sumber nuonline

KH Miftachul Achyar menutup Munas  Alim Ulama dan Konbes NU tahun 2025

KH Miftachul Achyar menutup Munas  Alim Ulama dan Konbes NU tahun 2025

Jakarta – Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Achyar menutup secara resmi Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Konferensi Besar (Konbes) Nahdlatul Ulama tahun 2025.  Acara penutupan berlangsung dengan khidmat diiringi harapan besar untuk kemajuan organisasi dan bangsa yang disampaikan di Hotel Sultan, Jakarta, pada Kamis (6/2/2025) .

Dalam pidato penutupannya, KH Miftachul Achyar menyampaikan apresiasi atas kelancaran dan kesuksesan Munas-Konbes 2025. Pihaknya menekankan pentingnya menjaga organisasi sebagai kunci kemajuan NU di masa depan. “Malam penutupan ini, alhamdulillah, berjalan sangat baik untuk membuat organisasi kita ke depan,” ujarnya.

KH Miftachul Achyar juga memberikan aba-aba kepada seluruh peserta untuk memasuki fase “gaspol” dalam menjalankan program-program yang telah disepakati. “Saat ini kita sudah masuk ke persneling ke-4 gaspol, tinggal persneling 5-nya kita sempurnakan dengan nanti adanya Munas-Konbes menjelang Muktamar ke 35,” lanjut Kiai Miftach mengibaratkan.

Kiai Miftach juga berpesan kepada seluruh peserta agar tidak mampir ke mana-mana setelah acara ini, tetapi langsung pulang ke rumah dan menciptakan ‘gelombang’ perubahan positif di daerah masing-masing. Dengan mengucapkan “Alhamdulillahirobbilalamin”, KH Miftachul Achyar menutup secara resmi Munas-Konbes Nahdlatul Ulama tahun 2025.

Sementara itu, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) menyebutkan bahwa semua pengurus NU harus bisa kembali memposisikan diri dalam segala aspek dalam konteks kemaslahatan. Baca Juga PBNU Sahkan Hasil Komisi Organisasi Konbes NU 2025, Berikut Isinya   “Kita harus bisa Memposisikan kembali NU sebagai jaminan upaya kemaslahatan rakyat,” ungkapnya.

Gus Yahya juga mengungkapkan bahwa siapa pun yang menginginkan kemaslahatan maka harus bekerja sama dengan NU. “Barangsiapa yang menginginkan kemaslahatan rakyat bekerjalah bersama nu untuk menjamin kemaslahatan sungguh sungguh tercapai dan dirasakan oleh rakyat,” jelas Gus Yahya.

Gus Yahya juga sebut pekerjaan NU untuk membangun organisasi dengan segala rupa agar bisa berfungsi untuk maslahat bersama   “Pekerjaan kita membangun instrumen organisasi sedemikian rupa supaya kita bisa berfungsi untuk itu,” tuturnya.

Ketua SC Munas-Konbes NU 2025, Prof M Nuh menyebutkan bahwa pengakuan dan penghargaan yang banyak diterima oleh NU belum cukup. Menurutnya NU harus mengkonversinya menjadi kekuatan yang nyata bagi NU.   “Pengakuan dan penghargaan terhadap Nahdhatul Ulama belum lah cukup kita harus mengkonversi menjadi kekuatan nyata Nahdhatul Ulama sehingga apa yang disampaikan Rais Aam di Munas dan Konbes salah satunya adalah aspek ekonomi,” kata Prof M Nuh.

Prof M Nuh juga menyebutkan bahwa masih banyak pekerjaan yang harus dikerjakan tetapi ia yakin bahwa dengan kepemimpinan dan organisasi yang luar biasa kesuksesan ini bisa tercapai. “Pekerjaan kita masih banyak tetapi yakinlah dengan semangat luar biasa kepemimpinan yang luar biasa organisasi yang luar biasa itu bisa kita capai,” pungkasnya. Sumber nuonline

KH Miftachul Akhyar menjelaskan cara Alllah memantapkan hati Nabi dalam berjuang

KH Miftachul Akhyar menjelaskan cara Alllah memantapkan hati Nabi dalam berjuang

Jakarta – Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar menjelaskan bahwa Nabi Muhammad pernah mengalami kegalauan dalam berjuang sehingga Allah swt menceritakan kisah-kisah para nabi sebelumnya. Cerita tersebut dikisahkan kepadanya untuk memantapkan kembali hati dan tekad perjuangannya.

“Bahwa perjuanganmu manakala mendapatkan hal-hal rintangan, cercaan, hinaan, tudingan, tuduhan (maka) kamu akan tabah, kuat, sabar melanjutkan perjuangan karena hal ini telah dialami nabi dan rasul sebelum engkau,” ujarnya saat sambutan dalam Resepsi Harlah ke-102 NU di Istora Senayan, Jakarta pada Rabu (5/2/2025) malam.

Dari kisah tersebut, Kiai Miftach menegaskan bahwa di momentum harlah ini, juga penting untuk diceritakan bagaimana para pendiri NU berjuang dalam rangka memantapkan perjuangan Nahdliyin masa kini. “Di saat-saat situasi zaman yang masih minim dengan segala sarana prasarana, tetapi lahirlah organisasi yang besar, bahkan terbesar, bukan hanya di Indonesia, tetapi di dunia,” katanya.

Di samping itu, Kiai Miftach juga mengingatkan warga NU dan pemerintah Indonesia untuk membangun kesadaran diri guna membentuk generasi terbaik dan mapan.

“Bangunlah dirimu. Bangunlah kesadaranmu. Bangunlah kepribadianmu. Bangunlah kecerdasanmu. Bangunlah siapa engkau ini,” kata Pengasuh Pondok Pesantren Miftachussunnah, Surabaya, Jawa Timur itu.

Di akhir sambutannya, Kiai Miftach berharap agar Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Konferensi Besar (Konbes) NU 2025 ini akan melahirkan aturan yang maslahat untuk umat. “Selamat berharlah, selamat untuk bermunas dan berkonbes. Semoga melahirkan aturan tatanan-tatanan yang maslahat untuk seluruh umat dan anak bangsa,” pungkasnya.

NU Sebagai informasi, acara ini dihadiri Presiden RI Prabowo Subianto, Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka, Wakil Presiden RI ke-13 KH Ma’ruf Amin, dan para menteri di Kabinet Merah Putih, dan para pejabat tinggi negara. Hadir juga para pimpinan Mudir Ali Jatman KH Ali Masykur Musa, Ketum Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa, Ketum GP Ansor Addin Jauharuddin, Ketum PP IPNU M Agil Nuruz Zaman, Ketum PP IPPNU Whasfi Velasufah, serta ribuan kader NU lainnya. Sumber nuonline

https://kinganddukeatl.com

https://greenopportunities.org

https://www.bunzburgerz.com

https://www.depotbaltimore.com